Selasa, 26 Oktober 2010

Torque convertor adalah kopling hidraulis yang digunakan pada transmisi automatis. Pada mobil yang menggunakan transmisi matic , pastinya tidak memiliki pedal kopling. Tapi bukan berarti mobil yang menggunakan transmisi matic tidak menggunakan kopling. Banyak masyarkat umumnya menganggap bahwa mobil matic tidak pakai kopling, tapi sebenarnya mereka salah, karena sebenarnya tidak pakai pedal kopling , tapi tetap menggunakan kopling. Dan sekarang saya akan menjelaskan konstruksi  dari torque convertor.

Konstruksi torque convertor:


Dari gambar di atas, Anda dapat melihat bahwa konstruksi dari torque convertor sangat sederhana. Komponen - komponen torque convertor terdiri atas pump impeller , stator dan turbiner runner.
  • Pump impeler adalah komponen yang berhubungan dengan pompa oli pada transmisi matic . Pump impeler diikat permanen dengan sambungan las ke roda gila atau flywheel. 
  • Stator adalah komponen yang berguna untuk melipat gandakan tenaga minyak dalam torque convertor , agar mesin tidak berat dan menjadi mati saat awal memutar transmisi. 
  • Turbine Runner adalah komponen yang berhubungan dengan poros input transmisi. 
Pada torque convertor ini di dalamnya terdapat minyak atau oli sebagai fluida penerus putaran dari roda gila ke transmisi.
Saat putaran turbiner runner masih lamban :

Pada saat mesin baru hidup maka pertama kali yang berputar pada torque convertor adalah komponen pump impeller. Pump impeller disambungkan secara permanen dengan flywheel menggunakan sambungan las. Sementara pada saat mesin baru hidup turbine runner masih dalam posisi diam. Ketika pump impeller berputar , maka minyak di dalam torque convertor akan teraduk . Hal ini akan membuat turbiner runner menjadi ikut berputar secara perlahan - lahan. Namun putaran dari turbine runner masih lambat. Hal ini akan membuat pump impeller mendapat beban,jika hal ini dibiarkan maka mesin akan mati. Karena putaran dari pump impeller tertahan , secara otomatis putaran dari flywheel akan tertahan juga yang dapat membuat mesin menjadi lambat dan akhirnya mati. Untuk itulah pada torque convertor dipasangkan stator, di mana pada stator terdapat bearing yang bekerja secara satu arah. Maksudnya bearing ini hanya dapat berputar pada satu arah saja , sedangkan pada arah yang berlawanan bearing ini tidak akan berputar. Guna dari stator ini adalah membelokkan arah pengembalian aliran minyak dari turbine runner ke pump impeller. Arah pengembalian ini akan membuat pump impeller ini akan bertambah  tenaganya , karena arah minyak pengembaliannya yang diarahkan untuk mendorong pump impeller. Jadi pada saat ini stator tidak berputar . 
Hal ini juga terjadi pada saat posisi tuas transmisi dipindahkan ke posisi masuk gigi.

Saat putaran turbiner runner sudah cepat 

Pada saat putaran turbiner runner sudah cepat alias sama dengan putaran pump impeller , maka aliran minyak dari turbiner runner tidak akan dibelokkan lagi. Aliran minyak pelumas ini akan lurus saja. Dan pump impeller , stator dan turbiner runner berputar dalam kecepatan putaran yang sama.


Demikianlah penjelasan saya mengenai cara kerja dari torque convertor. Semoga berguna untuk Anda dalam mendalami tentang transmisi matic